Kawasan Pecinan Di Makassar Sebagai Tujuan Traveller |
Tujuan Traveler - Tidak hanya di Jakarta, Makassar juga punya kawasan pecinan. Menjelang Hari Raya Imlek, traveler bisa merasakan meriahnya pecinan Makassar.
Jangan mengaku sebagai Traveler, jika tidak tahu bangunan-bangunan historical yang ada di kota ini. Berjalan kaki memang cara yang paling pas untuk mengeksplor bangunan tua. Meskipun cuaca sangat terik dan mentari sangat menyengat di Makassar.
Gereja Katedral Di Makassar Dibangun Sejak Tahun 1898 |
Tempat ibadah merupakan satu objek penting yang ada dan hadir di setiap sudut kota. Tempat ibadah juga bisa menjadi objek wisata yang menyenangkan. Tempat ibadah yang pertama wajib dikunjungi di kawasan Pecinan Makassar adalah gereja. Gereja Katedral atau resminya adalah Gereja Hati Kudus.
Bangunan bergaya gothic klasik ini merupakan rancangan dari salah satu arsitek eropa bernama Swartbol. Gereja yang ada sejak 1898 ini masih mempertahankan bentuk aslinya.
Tidak heran, gereja ini dinobatkan menjadi gereja tertua di kota Makassar juga di seluruh Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sayangnya, petugas yang jaga pada saat itu tidak mengizinkan wisatawan untuk masuk ke dalam katedral.
Tempat ibadah kedua adalah klenteng di pecinan. Salah satu dari banyak klenteng yang ada di kota Makassar adalah Klenteng Xian Ma. Klenteng ini terletak di jalan Sulawesi area pecinan.
Salah Satu Klenteng Di Makassar |
Bangunan ibadah terakhir adalah masjid yang bernama Masjid Assaid. Masjid yang memiliki pekarangan yang luas bercat putih dan hijau. Tampak sisi bangunan masjid yang catnya sudah terkelupas.
Masjid ini memiliki dua buah kubah pada puncak masjid. Kubahnya berbentuk Piramida dan yang satu lagi berbentuk bulat dan berwarna hijau terletak di bagian depan. Di bawahnya tertulis kaligrafi Arab, yaitu Masjid Assaid 1907. Sebuah penanda bahwa bangunan ini dibangun pada tahun 1907.
Mesjid Assaid Di Makassar |
Setelah dicek ternyata bangunan ini dibangun oleh orang Arab dari Hadramaut yang menyebarkan Islam pada awal abad ke-20. Oleh karena itu dikenal dengan masjid arab atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai Masigi' Saiyyeka. Lokasinya pun berada di sekitar Pelabuhan Sukarno Hatta, tepatnya Jalan Lombok, tempat yang tidak lain merupakan tempat imigran Arab berlabuh.
No comments:
Post a Comment